Mari Mengenal Mamaca, Tradisi Unik Kebanggaan Masyarakat Madura

Madura, seakan tak pernah ada habisnya menyajikan berbagai keunikan tradisi yang masih lestari hingga masa sekarang. Mamaca juga termasuk salah satu tradisi unik tersebut yang masih lestari dan ada sampai sekarang di pulau Madureh.

Sebenarnya, mamaca sendiri tak lahir langsung dari kebudayaan masyarakat madura. Tradisi ini dibawa dari Jawa, di mana saat itu dikenal tradisi mancapat yang mirip dengan mamaca. Tradisi inilah yang kemudian dibawa ke Madura dan berkembang sampai sekarang, terutama di wilayah Pamekasan dan di daerah Sumenep.

Nama mamaca sendiri diambil dari dari bahasa Madureh, maca yang memiliki makna membaca. Karena itu, dalam tradisi unik ini, terdapat kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara unik, yaitu dinyanyikan. Bila kamu penasaran dengan tradisi yang satu ini, yuk disimak pembahasan menarik tentang perkembangan dan keunikan mamaca, ya.

Perkembangan Tradisi Mamaca

Tradisi mamaca sendiri berawal dari masa kerajaan Mataram. Pada masa tersebut, masyarakat sering kali membacakan sambil menyanyikan puji-pujian untuk dewa-dewi hindu. Karena awalnya berasal dari Jawa, saat dibawa ke Madura, mamaca sudah identik dengan bahasa Jawa kromo yang syarat makna.

Setelah masuk ke Madureh, tradisi ini terus dikembangkan dan dipertahankan. Masyarakat kerap mementaskan dan menyanyikan puji-pujian tadi di berbagai kegiatan.

Mamaca sendiri mulai mengalami perubahan di saat agama islam masuk. Pada saat itu, wali songo ikut menggunakan mamaca sebagai alat penyebaran agama islam. Sehingga masyarakat juga terbiasa dengan lantunan pujian dan kisah agama islam yang dibawakan dengan mamaca.

Sampai saat sekarang ini, mamaca merupakan gabungan dari 2 budaya, budaya jawa dan madura, serta budaya hindu dan islam. Namun tak ada masyarakat yang mempermasalahkan hal ini, Itulah yang membuat budaya ini masih bertahan hingga sekarang.

 

Keunikan Tradisi Mamaca

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tradisi kebanggaan masyarakat Madura ini mengalami gabungan dua budaya. Karenanya, sampai sekarang dalam mamaca, kamu bisa menyaksikan 2 jenis cerita dalam mamaca. Cerita tersebut adalah kisah nabi Muhammad (Nor Bhuwwat) dan cerita Pandawa (Pandhaba).

Bahasa yang disajikan tradisi ini juga kerap merupakan gabungan bahasa jawa kuno dengan bahasa arab. Ini menandakan betapa kuatnya asimilasi yang terjadi antar kedua budaya ini dalam tradisi mamaca. Ini pula lah yang menunjukkan keunikan mamaca.

Bila kamu penasaran dan ingin melihat tradisi ini secara langsung, kamu bisa pergi di beberapa tanggal khusus. Kamu bisa pergi menikmati mamaca saat maulid nabi, isra mi’raj atau acara ruwut anak pandawa dan acara selamatan kehamilan. Di acara tersebut, kamu bisa menyaksikan sendiri dan mengamati keunikan mamaca dari dekat.